Makassar - Masyarakat Sulawesi Selatan Sulsel terdiri atas berbagai suku bangsa, yang mempunyai konsep ideal dalam kebudayaan sesuai pandangan hidupnya. Setidaknya ada 8 suku bangsa di Sulawesi Selatan yang tersebar di 24 kabupaten/kota di bangsa paling mayoritas di Sulawesi Selatan adalah Suku Makassar, Bugis dan Toraja. Demikian pula dalam pemakaian bahasa sehari-hari, ketiga suku tersebut Univesitas Hasanuddin Unhas, Prof. Nurhayati Rahman mengatakan, adanya banyak suku bangsa di Sulawesi Selatan. Hal ini berdasarkan perbedaan bahasa. "Yang dimaksud suku itu tidak saling memahami bahasanya. Misalnya Bugis dihadapkan sama Makassar tidak saling mengerti maka dia suku, tetapi kalau saling memahami bahasa maka itu sub suku," ungkap Prof Nurhayati kepada detikSulsel, Senin 11/4/2022.Berikut 8 Suku Bangsa Sulawesi Selatan beserta sebarannya1. Suku BugisBugis merupakan suku bangsa Sulawesi Selatan yang memiliki populasi terbanyak. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 silam, ada sebanyak orang Bugis tersebar di seluruh Indonesia. Sementara yang menetap di Sulawesi Selatan mencapai dari total populasi."Bugis memang mayoritas. Kalau tidak salah dari Sembilan juta penduduk Sulsel, hampir 6 juta orang bugis. Tapi tersebar karena sebagian merantau," ujar Prof ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Sementara daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Adapun daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan memiliki bahasa yang sama, logat bahasa bugis di setiap daerah berbeda. Suku bugis juga memiliki aksara tersendiri yang disebut Suku MakassarBanyak yang mengira bahwa suku bangsa Sulawesi Selatan suku Makassar identik dan serumpun dengan suku Bugis karena marak dan populernya akan istilah "Bugis Makassar". Padahal keduanya memiliki perbedaan bahasa dan budaya. Makassar merupakan suku bangsa dengan populasi terbanyak ke dua di Sulawesi Selatan."Mayoritas memang Bugis, baru kedua Makassar, kalau dilihat banyak jumlahnya," kata Prof Makassar tersebar di pesisir selatan pulau Sulawesi. Meliputi wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, dan Kabupaten Kepulauan Selayar. Suku Makassar juga mendiami sebagian wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dan sebagian besar wilayah Kabupaten Suku TorajaSuku bangsa Sulawesi Selatan yang cukup terkenal di mancanegara adalah Toraja. Hal ini karena Suku Toraja memiliki banyak keragaman dalam dialek, hierarki sosial, dan berbagai praktik ritual yang menjadi daya tarik sebagai destinasi Toraja menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Sebagian besar menetap di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Nurhayati mengatakan, sebaran suku bangsa yang ada di Sulawesi Selatan sangat beragam. Hal ini banyak masyarakat yang merantau ke daerah lain, bahkan keluar dari Sulawesi Selatan, termasuk Suku Toraja."Sebarannya dilihat dari paling suka merantau. Maka mereka berada di berbagai tempat-tempat rantauan," Suku Bangsa Sulawesi Selatan Suku MandarProf Nurhayati mengatakan Suku Mandar sejatinya mayoritas menetap di Sulawesi Barat. Namun, tetap menjadi bagian suku bangsa Sulawesi Selatan. Hal ini mengingat masih banyak suku mandar yang terdapat pada wilayah perbatasan Sulawesi Selatan."Mereka sebenarnya Sulawesi Barat, tetapi ada sebagian tinggal di Sulsel terutama di perbatasan-perbatasan, tapi mereka memang mayoritas di Sulawesi barat," jelas Prof sensus penduduk tahun 2000 didapati bahwa terdapat lebih orang Mandar di Sulawesi Selatan. Mereka tersebar khususnya di wilayah yang perbatasan, salah satunya Kabupaten Suku MassenrempuluSuku Massenrempulu merupakan suku bangsa Sulawesi Selatan dari kesatuan tiga suku di Kabupaten Enrekang. Mereka adalah Suku Duri, Suku Enrekang, dan Suku Duri berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja. Adapun permukiman orang Duri meliputi Kecamatan Anggeraja, Masalle, Alla, Baroko, Curio, Malua, Baraka dan Buntu suku Maiwa banyak bermukim di desa-desa yang berbatasan dengan Kabupaten Sidrap. Suku Enrekang sendiri banyak bermukim di kota Enrekang. Selain berbeda wilayah mayoritas, ketiga suku ini juga memiliki perbedaan dialek Suku Konjo PegununganSuku bangsa Sulawesi Selatan lainnya adalah Konjo Pegunungan. Suku ini mendiami wilayah pegunungan di Kecamatan Tinggi Moncong, hampir seluruh Kabupaten Gowa, dan Sinjai. Suku ini berpusat di Malino dan Kalimporo/Jannaya yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana Toa lama dan desa-desa Konjo yang umum, bahasa Konjo dibagi dalam dua dialek. Pertama, Konjo Pegunungan yang digunakan di sekitar Gunung Bawakaraeng. Kedua, Konjo Pesisir yang digunakan di sekitar pesisir Bulukumba, pantai Teluk Bone, dan bagian Suku Konjo PesisirMeskipun memiliki dialek sangat berkaitan dengan bahasa antara Konjo Pegunungan dan Konjo Pesisir, tetapi keduanya berbeda. Suku Konjo Pesisir adalah salah satu suku bangsa di Sulawesi Selatan yang berasal dari Kabupaten bangsa Sulawesi Selatan ini merupakan bagian dari Suku Makassar. Suku Konjo mendiami empat Kecamatan yakni Bonto Tiro, Kajang, Bonto Bahari dan Herlang yang kesemuanya berada di wilayah bagian Timur Kabupaten Bulukumba."Orang Kajang juga pakai bahasa konjo. Saat ini banyak tersebar, karena orang Kajang saat ini banyak juga yang pergi merantau," kata Prof Suku Bangsa Sulawesi Selatan Suku BentongSuku Bentong adalah suku bangsa Sulawesi Selatan yang mendiami wilayah desa Bulo-Bulo, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Suku ini juga bisa ditemui di wilayah Nurhayati mengatakan, bahasa Bantong sekilas memiliki kemiripan dengan dengan bahasa Konjo, namun berbeda. Suku bangsa Sulawesi Selatan yang satu ini termasuk masyarakat yang tertutup."Dulu mereka sangat susah ditemui, tapi sekarang sudah bisa ketemu, ada sebagian yang ke kota. Dulu mereka masyarakat tertutup," pungkasnya. Simak Video "Kemenparekraf Sebut Sulsel Punya Potensi Pariwisata yang Kuat" [GambasVideo 20detik] nvl/nvl
Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS nama suku sulawesi selatan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.Jawaban ✅ untuk SUKU DI SULAWESI dalam Teka-Teki Silang. Temukan jawaban ⭐ terbaik untuk menyelesaikan segala jenis permainan puzzle Di antara jawaban yang akan Anda temukan di sini yang terbaik adalah Mandar dengan 6 huruf, dengan mengkliknya Anda dapat menemukan sinonim yang dapat membantu Anda menyelesaikan teka-teki silang Anda. Solusi terbaik 0 0 Apakah itu membantu Anda? 0 0 Frasa Jawaban Huruf Suku Di Sulawesi Mandar 6 Bagikan pertanyaan ini dan minta bantuan teman Anda! Apakah Anda tahu jawabannya? Jika Anda tahu jawabannya dan ingin membantu komunitas lainnya, kirimkan solusi Anda Serupa
Berikut ini adalah daftar nama Kampung Adat di Sumatera atau Desa Adat di Pulau Sumatera yang masih memegang teguh Budaya dan juga adat istiadatnya. Kampung Adat Tomok, Toba Samosir, Sumut. Kampung Adat Huta Siallagan, Toba Samosi, Sumut. Kampung Adat Ragi Hotang , Toba Samosi, Sumut. Kampung Adat Dokan, Karo, Sumut.
Dengan keberagam suku di tanah air Indonesia, terdapat pula berbagai suku di Pulau Sulawesi yang wajib kamu ketahui pula. Kita tahu sendiri bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai sekitar Dari pulau tersebut, diantaranya merupakan pulau yang dihuni oleh manusia. Pulau Sulawesi merupakan satu dari pulau itu yang terletak di Indonesia bagian timur. Pulau Sulawesi sendiri menempati posisi keempat sebagai pulau terbesar yang ada di Indonesia dengan luas hingga sekitar kilometer persegi. Pulau ini diapit oleh dua pulau besar lainnya, yakni Kepulauan Maluku dan Pulau Kalimantan. Secara administratif, Pulau Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi, yaitu Sulawesi Barat dengan ibukota Mamuju, Sulawesi Tengah dengan ibukota Palu, Sulawesi Selatan dengan ibukota Makassar, Gorontalo dengan ibukota Gorontalo, Sulawesi Utara dengan ibukota Manado, dan Sulawesi Tenggara dengan ibukota Kendari. Seperti beberapa pulau berpenghuni di Indonesia yang lain, Pulau Sulawesi juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Keragaman budaya tersebut tidak lain dan tidak bukan merupakan hasil karya dari berbagai suku di Pulau Sulawesi. Salah satu suku di Pulau Sulawesi yang paling dominan adalah Suku Bugis. Maka tak heran, apabila Kamu berkunjung ke Sulawesi akan sangat mudah menemukan orang dari Bugis. Namun, selain Suku Bugis masih ada banyak suku-suku lain yang mendiami Pulau Sulawesi. Tidak hanya mendiami, suku-suku tersebut juga terus melestarikan budaya khas dan adat istiadat yang mereka miliki. Artikel ini akan menyajikan pembahasan tentang berbagai suku di pulau Sulawesi yang sudah berhasil dirangkum oleh Yuk simak selengkapnya! A. Berbagai Suku di Pulau Sulawesi1. Suku Bugis2. Suku Mandar3. Suku Toraja4. Suku Makassar5. Suku Buton6. Suku Minahasa7. Suku Talaud8. Suku Balaesang9. Suku Tolaki10. Suku Pattae11. Suku Duri12. Suku Moronene13. Suku Pamona14. Suku Kaili15. Suku Mongondow16. Suku Gorontalo17. Suku Banggai18. Suku Saluan19. Suku BalantakRekomendasi Buku & Artikel Terkait Suku di Pulau SulawesiBuku Terkait Sejarah IndonesiaMateri Terkait Sejarah Indonesia A. Berbagai Suku di Pulau Sulawesi 1. Suku Bugis Suku di Pulau Sulawesi yang pertama adalah Suku Bugis menjadi salah satu suku yang memiliki populasi paling banyak di Pulau Sulawesi. Selain itu, masyarakat dari Suku Bugis juga telah banyak menyebar di seluruh wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, hingga Sulawesi Tengah. Suku Bugis sendiri bisa dikatakan sebagai suku yang termasuk ke dalam golongan suku Deutro Melayu atau Melayu Muda dan melakukan bermigrasi pada sekitar 3000 SM hingga 1200 SM. Masyarakat dari Suku Bugis biasa menggunakan bahasa Bugis sebagai alat komunikasi sehari-hari. Sebagai bahasa dari suku yang besar, bahasa Bugis juga telah memiliki beberapa dialek, mulai dari dialek Pinrang yang mirip dengan dialek Sidrap. Tidak hanya itu, Suku Bugis juga terkenal dengan kekayaan tradisi yang sangat unik. Masyarakat Bugis memiliki tradisi merantau atau meninggalkan kampung halaman yang kuat yang secara turun temurun diwariskan sejak ke-17. Hal ini yang dianggap menjadikan Suku Bugis menjadi suku dengan populasi yang besar karena keberanian dan keterbukaan dengan suatu hal yang baru. 2. Suku Mandar Suku di Pulau Sulawesi yang kedua adalah Suku Mandar. Hampir sama seperti Suku Bugis, Suku Mandar juga memiliki jumlah penduduk yang besar dan tersebar di berbagai wilayah, seperti Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Diketahui hampir sekitar 90 persen masyarakat dari Suku Mandar memeluk agama Islam, sementara sisanya merupakan penganut agama Kristen. Sebagai suku dengan mayoritas penduduk beragama Islam, ada beberapa budaya dari Suku Mandar yang menyajikan nuansa agama Islam yang kuat, misalnya seperti Sayyang Pattudu. Sayyang Pattudu sendiri dapat dipahami sebagai ungkapan rasa syukur untuk acara khataman Al Qur;an. Selain itu, suku Mandar juga memiliki berbagai acara tradisional, misalnya seperti Mappande Sasi. Acara ini digelar dengan tujuan untuk menolak bencana selama melaut. Kemudian, ada juga Passandeq yang diselenggarakan sebagai tradisi berlayar dengan sebuah perahu yang diberi nama Sandeq. 3. Suku Toraja Suku di Pulau Sulawesi yang ketiga adalah Suku Toraja. Suku Toraja sendiri adalah suku yang tinggal di wilayah pegunungan bagian utara dari Provinsi Sulawesi Selatan. Masyarakat dari Suku Toraja banyak tersebar di beberapa daerah, mulai dari Kabupaten Tana Toraja, Mamasa, dan Toraja Utara. Sebagian besar masyarakat dari Suku Toraja merupakan pemeluk agama Kristen Protestan, sementara agama dengan jumlah pemeluk tertinggi kedua dari Suku Toraja adalah Katolik. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat toraja biasa menggunakan bahasa dari Suku Toraja dalam, seperti Toraja-Sa’dan, Mamasa, Ta’e, Talondo’, Kalumpang, dan Toala’. Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Suku Toraja menggantungkan hidup dengan bertani dan berkebun. Beberapa komoditas yang dihasilkan antara lain yaitu, sayuran, cengkeh, cokelat, vanili, lada, dan kopi. Hal itu berkaitan dengan kondisi geografisnya yang berada di daerah pegunungan, lembah, dan perbukitan. 4. Suku Makassar Suku di Pulau Sulawesi keempat adalah Suku Makassar pada dasarnya merupakan sebutan atau nama Melayu bagi suku yang hidup di daerah pesisir selatan dari Pulau Sulawesi. Suku Makassar sendiri termasuk ke dalam rumpun bahasa Bentong, Selajar, hingga Konjo. Masyarakat dari Suku Makassar banyak yang tinggal Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar, Jeneponto, Selayar, dan Bantaeng. Suku Makassar atau orang Makassar menyebut dirinya dengan istilah Mangkasra. Kata Mangkasra dapat dimaknai sebagai mereka yang memiliki sifat yang terbuka kepada siapapun. Hal ini dikarenakan Suku Makassar sudah dikenal luas dengan keberanian dan jiwa penakluknya. Namun, Suku Makassar tetap menjunjung tinggi nilai demokrasi yang ada di dalam sebuah sistem pemerintahan. 5. Suku Buton Suku di Pulau Sulawesi kelima adalah Suku Buton merupakan nama bagi masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Masyarakat dari Buton sudah memiliki budaya yang kental untuk menjadi seorang pelaut. Maka tak heran, apabila banyak yang menyebut suku ini sebagai suku pelaut. Sama seperti suku Bugis dan Mandar, suku Buton juga telah menjelajah dan merantau sebagai pelaut ke berbagai penjuru Nusantara. Sebagian besar masyarakat Buton merupakan pemeluk agama Islam. Sementara, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Buton adalah bahasa dari suku Buton sendiri, yaitu bahasa Wolio. Bahasa Wolio menjadi bahasa resmi di era pemerintahan kesultanan Buton. 6. Suku Minahasa Suku di Pulau Sulawesi yang keenam adalah Sebagian besar masyarakat dari Suku Minahasa tinggal di wilayah Sulawesi Utara. Suku Minahasa bisa dikatakan sebagai suku terbesar yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Suku Minahasa sendiri dalam sehari-hari menggunakan berbagai bahasa, mulai dari bahasa Manado, Tombulu, Tonsawang, Tonsea, dan bahasa Tontemboan. Sebagian besar masyarakat Minahasa merupakan pemeluk agama Kristen Protestan dengan jumlah sekitar 80 persen dari populasi. Sementara, 20 persen dari masyarakat Minahasa merupakan pemeluk Islam, Hindu, hingga Buddha. Selain itu, suku Minahasa juga mempunyai berbagai warisan budaya yang khas, yaitu seperti Tari Maengket, Tari Kabasaran, dan sebuah alat musik yang terbuat dari kayu dikenal dengan sebutan Kolintang. 7. Suku Talaud Suku di Pulau Sulawesi yang ketujuh adalah Suku Talaud merupakan suku yang tinggal di Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di kepulauan Sangir dan pulau-pulau kecil lainnya yang berada di Kabupaten Talaud. Kabupaten Talaud ini adalah kabupaten terluar Indonesia dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah Filipina. Tak heran, ada beberapa penduduk dari suku Talaud yang tinggal di Filipina. Istilah Talaud sendiri pada dasarnya adalah Taloda yang memiliki makna sebagai orang laut. Hal ini bisa dilihat dari wilayah tempat tinggal dan mata pencaharian Suku Talaud sebagai seorang nelayan ikan. Sementara, warga suku Talaud yang berada di pedesaan memiliki profesi sebagai petani umbi-umbian. Suku Talaud sendiri memiliki bahasa dengan enam dialek. Beberapa dialek dari suku Talaud yaitu Essang, Karakelang, Sali-Sabu, Nanusa, Miangas, dan Kabaruan. Bahasa dari suku Talaud sendiri memiliki beberapa tingkatan seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Bahasa Talaud mempunyai tingkatan halus, menengah, dan tentu saja kasar. Namun, ada banyak masyarakat dari suku Talaud juga menggunakan bahasa Melayu Manado. 8. Suku Balaesang Suku di Pulau Sulawesi yang kedelapan adalah Suku Balaesang adalah suku yang tinggal di Provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Donggala, Kecamatan Balaesang. Suku Balaesang sendiri masih termasuk ke dalam sub dari suku Tomini. Masyarakat Balaesang Timur dikenal sebagai suku yang mempunyai kearifan lokal berupa menyatu dengan alam. Bukti tersebut bisa dilihat dari kelestarian alam yang ada di Danau Rano. Masyarakat dari suku Balaesang tidak memperbolehkan perahu mesin digunakan di Danau Rano, hal ini dikhawatirkan akan mengakibatkan air danau menjadi tercemar. 9. Suku Tolaki Suku di Pulau Sulawesi yang kesembilan adalah Suku Tolaki bisa disebut sebagai suku terbesar yang ada di kawasan Sulawesi Tenggara. Suku Tolaki sendiri merupakan suku asli dari Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka. Di Konawe sebelah utara, ada banyak sekali jejak peradaban yang dimiliki oleh Suku Tolaki ini. Hal ini juga telah dibuktikan dengan adanya peninggalan arkeologi di beberapa goa atau kumapo. Bahasa yang digunakan oleh suku Tolaki sehari-hari adalah Bahasa Tolaki. Bahasa Tolaki sendiri memiliki beberapa dialek yang khas, misalnya seperti wiwirano, asera, konawe, mekongga, dan laiwui. Bahasa Tolaki juga merupakan bahasa yang menggunakan dua tingkatan bahasa, yang pertama untuk orang yang dihormati dan yang kedua untuk orang yang seusia atau sebaya. Berdasarkan data sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2015 silam, total penduduk dari Suku Tolaki mencapai sekitar jiwa. Mayoritas penduduk dari suku Tolaki merupakan pemeluk agama Islam. 10. Suku Pattae Suku di Pulau Sulawesi yang kesepuluh adalah suku yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yaitu Suku Pattae. Sebagian besar masyarakat dari suku Pattae menetap di Kecamatan Matakali hingga ke perbatasan Kabupaten Pinrang. Dalam kesehariannya, masyarakat Pattae berkomunikasi dengan dialek khas Pattae. Selain itu, masyarakat dari suku Pattae banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Beberapa komoditas yang ditanam, yaitu seperti padi dan jagung. Namun, beberapa juga ada yang menanam sayur-sayuran hingga kopi. Diketahui bahwa mayoritas masyarakat dari Suku Pattae merupakan pemeluk agama Islam. Hal ini yang menjadikan banyak budaya dan tradisi yang mengandung nuansa Islam yang sangat kental. Tradisi bernuansa islami yang masih diwariskan secara turun temurun oleh Suku Pattae hingga saat ini adalah Pa’bongian atau Ma’bongi. Hampir sama seperti tradisi yang ada di Jawa dan Bugis, Kedua tradisi tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati kematian sanak dan keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia. Upacara Pa’bongian atau Ma’bongi ini dilakukan mulai dari hari ke-3. Kemudian, akan dilanjutkan hingga hari ke-100. Beberapa rutinitas wajib yang ada dalam upacara seperti ini diantaranya yaitu, membaca Al Qur’an, membaca yasin, serta berbagai do’a tahlil. Selain itu, dalam tradisi ini, menjadi sebuah kewajiban untuk menyajikan sajian khas yaitu ma’bage. Ma’bage merupakan sebuah makanan yang terbuat dari beras ketan dan dicampur dengan kelapa dan gula merah. 11. Suku Duri Suku di Pulau Sulawesi yang kesebelas adalah Suku Duri merupakan salah satu suku bangsa yang hidup dan tinggal di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Permukiman dari suku Duri memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Tana Toraja. Sebagian besar masyarakat dari suku Duri memiliki mata pencaharian sebagai sebagai petani. Beberapa komoditas andalannya yaitu padi, jagung, cabai, ubi, dan bawang merah. Sementara itu, masyarakat dari Suku Duri yang tidak bertani memilih untuk memelihara hewan ternak. Dari kebiasaan memelihara hewan ternak ini, suku Duri memiliki olahan ternak yang terkenal yaitu keju atau sering juga disebut dengan nama Dangke. Dangke sendiri merupakan makanan yang berasal dari susu sapi dan kerbau untuk kemudian diolah secara tradisional. Dangke terkenal berkat keunikannya yang memiliki tambahan sari buah daun pepaya. Sebagian besar masyarakat dari suku Duri sendiri merupakan pemeluk agama Islam. Namun, sisanya merupakan penduduk yang menganut kepercayaan tradisional dari Suku Toraja, yaitu Alu’ Tojolo. Sebelum agama Islam masuk, Alu’ Tojolo merupakan kepercayaan yang lebih dulu dianut oleh masyarakat suku Duri. 12. Suku Moronene Suku di Pulau Sulawesi yang kedua belas adalah Suku Moronene merupakan salah satu suku besar yang tinggal di kawasan Sulawesi Tenggara. Moronene sendiri sebenarnya merupakan suku asli pertama yang mendiami Sulawesi Tenggara. Mayoritas masyarakat dari Suku Moronene beragama Islam. Masyarakat Moronene dahulu sering melakukan sistem ladang berpindah. Hanya saja, mereka sekarang sudah mulai hidup menetap dan tidak melakukan sistem tersebut. Tidak hanya itu, saat ini Suku Moronene juga dikenal sebagai suku yang memiliki kepandaian dalam memelihara ekosistem mereka. Tak heran apabila di pemukiman mereka ada jonga, hewan sejenis rusa, hingga kakatua jambul kuning. 13. Suku Pamona Suku di Pulau Sulawesi yang ketiga belas adalah Suku Pamona merupakan suku yang penduduknya tinggal di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, lebih tepat sebagian besar tinggal dan hidup di Kabupaten Poso. Sementara, sebagian lagi menetap di Kabupaten Tojo Una-Una, daerah Morowali Utara. Sebagian besar masyarakat dari Suku Pamona merupakan penganut agama Kristen Protestan, dan sisanya merupakan pemeluk agama Islam dan agama rakyat. Masyarakat dari Suku Pamona menggunakan bahasa Ta’a atau bahasa Poso sebagai alat komunikasi sehari-hari. Bahasa ini bisa dikatakan sebagai bahasa yang unik. Hal ini dikarenakan setiap huruf terakhir dari kata bahasa Ta’a akan diakhiri dengan huruf vokal atau suku kata terbuka. Selain itu, suku Pamona sendiri juga memiliki tarian populer, yaitu Tarian Dero. Tarian Dero biasanya dilakukan pada pesta-pesta rakyat dan ditarikan oleh orang yang masih berusia muda. Tarian ini akan membuat para penari membentuk sebuah lingkaran sambil bergandengan tangan. Kemudian, mereka akan berbalas pantun sambil diiringi musik yang ceria. Suku Pamona juga memiliki upacara katiana, upacara ini merupakan upacara untuk memperingati kehamilan yang sudah menginjak usia 6 atau 7 bulan. Tujuan dari katiana sendiri yaitu untuk meminta keselamatan sang ibu, rumah tangga, serta bayi dalam kandungan. 14. Suku Kaili Suku di Pulau Sulawesi yang keempat belas adalah Suku Kaili adalah salah satu suku yang tinggal di wilayah sekitar kota Palu, di Sulawesi Tengah. Suku Kaili sendiri memiliki jumlah penduduk mencapai sekitar 300 ribu jiwa. Sebagian besar masyarakat dari suku Kaili merupakan muslim. 15. Suku Mongondow Suku di Pulau Sulawesi yang kelima belas adalah Suku Mongondow merupakan suku yang hidup di provinsi Sulawesi Utara, tepat di perbatasan dengan Gorontalo atau wilayah Kotamobagu dan kabupaten sekitarnya. Sama seperti suku Kaili, suku ini sebagian besar memeluk agama Islam. 16. Suku Gorontalo Suku di Pulau Sulawesi yang keenam adalah Suku Gorontalo atau sering disebut juga Hulontalo merupakan suku yang hidup di provinsi Gorontalo, di bagian utara Sulawesi. Masyarakat dari suku Gorontalo sendiri memiliki jumlah populasi hingga sekitar 1,2 juta jiwa. Sebagai masyarakat yang mayoritas beragama Islam, suku Gorontalo bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Beberapa suku di pulau sulawesi lainnya, yaitu 17. Suku Banggai 18. Suku Saluan 19. Suku Balantak Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Suku di Pulau Sulawesi ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Mengenal Kehidupan Suku Kajang, Sulawesi Selatan. - 03/11/2022, 14:30 WIB. Kesederhanaan dan bersahaja jadi filosofi hidup mereka. Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi. - Masyarakat Suku Kajang yang dikenal sebagai suku tertua, bermukim di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. - Ragam rumah adat Sulawesi Selatan merupakan bentuk budaya dari suku-suku yang mendiami wilayah tersebut sejak dulu. Diketahui Sulawesi Selatan dihuni oleh mayoritas masyarakat yang berasal dari Suku Makassar, Bugis dan juga Panduan Menuju Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan di Toraja Utara Hal ini tentu berdampak pada berbagai bentuk rumah adat Sulawesi Selatan yang meski berbeda nama namun memiliki kemiripan. Baca juga Rumah Boyang, Rumah Adat Suku Mandar Sulawesi Barat Rumah adat Sulawesi Selatan adalah tempat tinggal sekaligus bangunan yang memiliki filosofi turun-temurun dan nilai luhur sebagai gambaran kepercayaan masyarakat setempat. Baca juga Rumah Tambi, Rumah Adat Sulawesi Tengah Dengan arsitektur dan gaya bangunan yang khas, berikut adalah beberapa rumah adat Sulawesi Selatan yang bisa kita kenali. 1. Tongkonan Seperti diketahui, Suku Toraja menjadi salah satu suku yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Suku Toraja memiliki rumah adat yang diberi nama Tongkonan. Weni Rahayu dalam buku Tongkonan Mahakarya Arsitektur Tradisional Suku Toraja menjelaskan bahwa nama rumah adat Sulawesi Selatan ini berasal dari kata tongkon’ yang berarti menduduki atau tempat duduk. Oleh karenanya, Tongkonan berarti tempat tinggal penguasa adat sebagai tempat berkumpul. Rumah ini memiliki filosofi sebagai tempat untuk duduk dan berkumpul untuk menyelesaikan masalah atau perselisihan bagi keluarga atau masyarakat sekitar. Ciri khas dari Tongkonan adalah bentuk rumah panggung memanjang yang biasanya dibangun dari kayu uru yang merupakan pohon khas Sulawesi Selatan. Selain itu atap Tongkonan berbentuk seperti perahu dengan dua ujung menjulang. Pada tiang utama rumah biasanya akan dihiasi oleh tanduk kerbau yang disusun dari atas ke bawah sebagai lambang status sosial sang pemilik rumah. Pada bagian depan atas rumah juga bisa ditemukan patung kepala kerbau yang disebut kabongo’ yang bisa berwarna hitam, putih, atau belang. Sementara pada rumah orang yang dituakan oleh masyarakat setempat akan ada tambahan patung kepala ayam atau naga pada bangunannya. Di bagian kiri bangunan juga bisa didapati rahang kerbau dan di kiri bangunan dipasang rahang babi yang pernah disembelih pada upacara adat keluarga tersebut. Rumah adat Tongkonan ini juga biasanya dibangun berpasangan yaitu rumah utama banua sura’ dan lumbung alang sura’ yang dibangun berhadapan. Ada tiga jenis Tongkonan berdasar status kekuasaan penghuninya yaitu tongkonan layuk, tongkonan pekaindoran, dan tongkonan batu a’riri. 2. Rumah Bugis Seperti halnya Suku Toraja, Suku Bugis juga memiliki bangunan khas yang memperkaya variasi rumah adat Sulawesi Selatan. Adapun perbedaan yang paling mencolok adalah bentuk atap dari Rumah Bugis yang berbentuk pelana dan memiliki timpalaja yang menandakan status sosial pemiliknya. Makna filosofi Rumah Bugis tak jauh dari kepercayaan yang membagi bangunan menjadi 3 bagian. Bagian pertama pada bagian atap yang disebut dengan Rakkeang Bugis dan parapara Makassar. Bagian yang menjadi tempat barang berharga atau bahan pangan ini merupakan simbol dari Botti langi yaitu tempat kediaman La Toge Langi atau Batara Guru. Bagian kedua pada bagian kolong rumah disebut dengan awabola Bugis dan siring Makassar. Bagian ini merupakan simbol dari Buriq liu sebagai tempat kediaman We Nyili Timo, permaisuri Batara Guru. Bagian ketiga adalah badan rumah yang disebut dengan alebola atau watangmpola Bugis dan kale balla’ Makassar. Ini merupakan tempat beraktivitas yang jado simbol dari Ale Lino bumi sebagai tempat manusia melangsungkan kehidupannya. 3. Balla Lompoa Suku Makassar juga memiliki kekhasan rumah adat Sulawesi Selatan yang disebut Balla Lompoa. Balla Lompoa berarti bangunan rumah panggung besar yang merupakan tempat tinggal bagi Raja Gowa. Hampir serupa dengan Rumah Bugis, agunan rumah adat Balla Lompoa terdiri dari tiga bagian. Bagian atas Balla Lompoa berupa atap dengan loteng yang disebut pammakang. Kemudian bagian tengah bangunanatau badan rumah disebut dengan kale balla. Sementara pada bagian kolong rumah panggung disebut passiringan. Dari segi arsitektur, ada makna filosofis yang terkandung dalam bentuk areal tanah, tiang rumah, jendela, dan ruangan. Falsafah sulapa appa mempercayai bahwa segala aspek kehidupan manusia yang akan sempurna jika berbentuk segi empat. Sementara simbol kebangsawanan disimbolkan dengan susunan timbaksela atau bentuk segitiga pada bagian atapnya. 4. Rumah Adat Luwuk Hampir serupa dengan rumah adat Sulawesi Selatan lainnya, bangunan ini juga berbentuk rumah panggung. Rumah adat ini menjadi ciri khas dari masyarakat Luwuk yang terdiri atas Suku Saluan, Balantak, dan Banggai. Ciri khas rumah adat Luwuk adalah bentuk persegi dengan ukuran pintu yang serupa. Hal yang membedakan rumah adat Luwuk dengan yang lain adalh adanya bubungan sebagai penanda kasta penghuninya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Nama Suku Di Sulsel Tts. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS nama suku yang ada di sulawesi selatan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.Hai teman, Seperti yang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Indonesia Nama suku di Sulawesi Selatan. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Indonesia Nama suku di Sulawesi Selatan Toraja Hanya itu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya Jawaban TTS Indonesia dan untuk mengunjungi level berikutnya, lihat topik ini TTS Indonesia Tampak seram karena berhantu. Sampai jumpa Navigasi posUmumnya, pakaian adat Sulawesi Selatan dikenakan pada acara-acara tertentu, contohnya upacara adat, pernikahan, dan acara budaya. Namun, tak jarang pula dipakai untuk menghadiri acara-acara non formal, seperti pertunjukan seni atau festival hingga acara-acara di sekolah. Baca Juga: 6 Ragam Pakaian Adat Banjar dan Atributnya Ilustrasi Suku yang Mendiami Daerah Sulawesi. Foto Ronny_buol by Nama Suku yang Mendiami Daerah Sulawesi?Ilustrasi Suku yang Mendiami Daerah Sulawesi. Foto Ronny_buol by di Sulawesi SelatanIlustrasi Tongkonan di Tana Toraja. Foto UnsplashSuku di Sulawesi BaratIlustrasi matahari terbenam di Sulawesi Barat. Foto UnsplashSuku di Sulawesi TenggaraIlustrasi pantai Wakatobi di Sulawesi Tenggara. Foto PixabaySuku di Sulawesi Tengah Ilustrasi wilayah Tono Una-Una. Foto UnsplashSuku di GorontaloIlustrasi matahari terbenam di Gorontalo. Foto UnsplashSuku di Sulawesi UtaraIlustrasi Sulawesi Utara. Foto Unsplash
Suku Bugis di Sulawesi Selatan adalah kelompok etnis yang luar biasa karena pengakuan mereka atas lima jenis kelamin yang berbeda. Tapi masa depan budaya unik mereka tampak suram.
Selain suku Bugis, Provinsi Sulawesi Selatan juga didiami suku Makassar, Mandar, dan Toraja. Suku-suku yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil dari nama suku di Indonesia. Banyaknya suku ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Simak Video "Kampanye Perdana di Merauke, Ganjar Disambut Tarian Suku Asmat " [Gambas:Video 20detik] (pal/row)Suku Talaud berada di Kepulauan Sangir dan Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara. Suku Talaud memiliki enam dialek bahasa yang terdiri dari Essang, Karakelang, Sali-Sabu, Nanusa, Miangas serta Kabaruan yang memiliki tingkatan halus, menengah, dan kasar. 5. Suku Buton. Suku Buton berada di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Kerajaan Wajo merupakan salah satu kerajaan Islam di kawasan Sulawesi Selatan. Kerajaan ini mampu memperluas wilayah kekuasaan dan mengajak kerajaan kecil lain untuk bergabung dalam kerajaan Bugis pada sekitar abad 16 M. Kerajaan Wajo resmi memeluk Islam pada tahun 1610. Islamisasi kerajaan Wajo dilakukan oleh Gowa-Tallo melalui peperangan. 8gsNTO.